Gatanews.id, Mataram | Enam ketua partai politik (Parpol) di NTB mendatangi Polda NTB, Senin malam (26/02/2024).
Keenam ketua parpol tersebut adalah Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra NTB yang juga Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri, Ketua DPD Partai Demokrat NTB Indra Jaya Usman, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS NTB Yek Agil, Ketua DPW PAN NTB Muazzim Akbar, Ketua DPW PKB NTB Lalu Hadrian Irfani dan Ketua DPW PPP NTB Muzihir.
Selain itu turut hadir Sekretaris DPD Partai Gerindra NTB Nauvar Furqani Farinduan dan Ketua Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) Partai Gerindra NTB Sudirsah Sujanto.
Tujuan kedatangan mereka ke Polda NTB dalam rangka menyampaikan situasi dan kondisi pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) dan adanya dugaan pencurian suara hasil pemilu 2024 di Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat.
“Kami bersama pimpinan parpol yang lain datang ke Polda NTB dalam rangka silaturahmi terkait dengan keadaan dan kondisi di Sekotong,” kata Fathul Bahri yang juga Bupati Lombok Tengah.
Lebih lanjut dikatakan Fathul Bahri bahwa pihaknya tidak ingin proses pemilu secara Demokrasi dicederai oleh perilaku aktor politik yang berupaya melanggengkan kekuasaan dengan melakukan tindakan tidak bertanggung jawab.
“Kita tidak ingin hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi di masyarakat. Kami hadir disini untuk generasi ke depan, 10, 20 tahun mendatang. Kita tidak ingin demokrasi dipangkas,” terangnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPD Partai Demokrat NTB, Indra Jaya Usman mengungkapkan dugaan kecurangan yang terjadi. IJU, sapaannya menyampaikan bahwa hasil rekapitulasi suara di Kecamatan Sekotong menunjukkan hasil yang tidak masuk akal.
Dikatakan IJU, Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kecamatan Sekotong sebanyak 48.511 pemilih. Sedangkan penggunaan hak pilih mencapai 48 ribu lebih.
“Artinya partisipasinya mencapai 99,9 persen, yang berarti itu tidak ada pemilih yang meninggal, keluar daerah atau keluar negeri dan tidak ada suara yang batal,” beber IJU.
Dirinya mengaku tak ingin persoalan yang sama terus terjadi dari pemilu ke pemilu. Pihaknya pun meminta KPU dan Bawaslu untuk berani menindak perangkatnya yang terlibat dalam dugaan kecurangan tersebut.
“Kecurangan ini terjadi mulai dari saat pemungutan suara di TPS,” katanya.
Pada kesempatan sama, Ketua DPW PKS NTB Yek Agil menambahkan bahwa kunjungan ke Polda NTB guna mengawal kepercayaan dan mandat suara rakyat yang telah diberikan ke masing-masing parpol.
“Apa yang kami lakukan ini sebagai pertanggungjawaban publik atas kepercayaan yang diberikan oleh rakyat kepada Caleg dari masing-masing Porpol,” kata Yek Agil.
Dia juga mengatakan bahwa ada beberapa Caleg dari partai tertentu yang merasa dirugikan.
“Ada masyarakat yang mencoblos caleg A tapi saat rekapitulasi ternyata tidak ada. Ada juga caleg yang merupakan warga Sekotong setelah penghitungan di TPS suaranya sendiri nol. Masak iya dia sendiri dan anak istrinya tidak coblos dirinya,” jelas Yek Agil.
Pihaknya berharap hakikat dari demokrasi yang memberikan ruang untuk memilih berdasarkan hati nurani dapat terjaga dan Demokrasi di NTB dapat terus lebih baik di masa yang akan datang.
Selain melapor ke Polda NTB, ke-enam Pimpinan Parpol itu juga akan melaporkan kecurangan pemilu secara terstruktur, sistematis dan masif (TSM) ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). (gii)