Lima Warga Sumbawa Dikeroyok Oknum TNI, Danrem 162/WB : Usut Tuntas, Jika Terbukti Bersalah

  • Bagikan

Gatanews.id, Mataram | Viral sebuah video beredar di jejaring media sosial Facebook, yang diduga menjadi korban penganiayaan oleh oknum anggota TNI di Kabupaten Sumbawa, Sabtu (18/2/2023).

 

Video berdurasi kurang lebih 2 menit tersebut mempertontonkan lima orang terbaring di rumah sakit, dan sedang mendapatkan perawatan medis.

 

Atas dugaan penganiayaan tersebut, Danrem 162/WB Brigjen TNI Sudarwo Aris Nurcahyo angkat bicara. Dia menjelaskan bahwa dirinya telah memerintahkan kepada Dandim 1607/Sumbawa dan Komandan Subdenpom IX-2/Sumbawa untuk segera melaksanakan penyelidikan terhadap kasus tersebut, serta berkoordinasi dengan Kapolres Sumbawa.

 

“Kami akan selidiki permasalahan ini sampai tuntas. Jika nanti dari hasil penyelidikan bersama dari Kodim, Subdenpom dan Polres Sumbawa memang ada anggota kami terbukti bersalah, maka kami akan tindak sesuai hukum yang berlaku sesuai dengan kesalahannya,” tegas Danrem.

 

Pada prinsipnya kata Danrem, pihaknya tetap mengedepankan proses hukum. Jika memang anggotanya bersalah, dirinya tidak akan ragu untuk memprosesnya.

 

“Untuk saat ini mari kita sama-sama percayakan permasalahan ini kepada penyidik yang sedang bekerja. Dari pihak sipil sekarang sedang diperiksa oleh Polres dan TNI saat ini sedang diperiksa oleh Subdenpom Sumbawa. Mari kita tetap jaga kondusifitas daerah, jangan sampai terpropokasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab sehingga merugikan kita semua,” pesan Brigjen Aris.

 

Perlu diketahui juga, dirinya sudah memerintahkan Danyon 742/SWY, Letkol Inf Hendra Rukmana segera berangkat ke Sumbawa untuk menetralisir anggotanya.

 

Menurut hasil laporan sementara lanjut Danrem, kejadian tersebut bermula pada Sabtu (18/2/2023) subuh, di sebuah cafe yang ada di Kabupaten Sumbawa. Kelima orang tersebut awalnya memecahkan meja kaca, dan dalam kondisi mabuk. Salah satu karyawan cafe atas nama Sandi menelepon Pratu Satria, memberitahukan adanya keributan di lokasi cafe.

 

Menurut keterangan dari saksi pegawai cafe, Anda, bahwa salah satu korban atas nama Imron saat dinasehati oleh Pratu Satria, tidak terima dan mengambil parang serta sempat mengeluarkan parang dari sarungnya untuk mengancam Pratu Satria.

 

Sedangkan menurut keterangan Hairudin, rekan Pratu Satria, bahwa saat Pratu Satria menasihati Imron dan rekannya agar tidak ribut, namun Imron tidak menerima dan mengatakan “Tentara tai, saya tidak akan takut sama kalian. Kalian bukan amankan tempat ini, kalian itu jaga NKRI,” kata Hairudin menirukan pernyataan Imron.

 

Pratu Satria mendengar ancaman tersebut memberitahukan kejadian ini kepada anggota Kompi bahwa Pratu Satria diancam akan dibunuh dengan menggunakan parang. Kemudian saat melintas di depan Kompi B anggota Kompi B Yonif 742/SWY memberhentikan kendaraan yang dikendarai Imron beserta rekannya kemudian menanyakan apakah mereka tersebut yang mengancam Pratu Satria atau tidak. Dikarnakan kedua belah pihak tersulut emosi, maka terjadilah aksikekerasan tersebut. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *