Kekurangan Dana, Pelatda NTB Dihentikan

  • Bagikan

Gatanews.id, Mataram | Wakil Gubernur (Wagub) NTB Sitti Rohmi Djalillah secara resmi menargetkan para atlit NTB dengan 20 medali emas di PON Aceh – Sumatera Utara 2024 mendatang. Hal tersebut diucapkan Wagub NTB pada penutupan Porprov NTB 2023 lalu.

 

Para atlet yang saat ini sedang menjalani Pemusatan Pelatihan Daerah (Pelatda) NTB di GOR 17 Desember Turida, Mataram merasa menuju target 20 emas itu mengada-ngada.

 

Pasalnya 15 emas yang diraih saat PON Papua 2021 lalu, didapatkan melalui Pelatda NTB yang dimulai sejak tahun 2017 lalu tanpa henti.

 

Berbeda dengan tahun 2023 ini. Pelatda NTB resmi ditiadakan, akibat kurangnya dana untuk memberi tunjangan para atlet maupun pelatih. Setidaknya dari 9 cabang olahraga (Cabor), ada 46 atlet dan 16 pelatih yang terlantar di Pelatda NTB.

 

Pasalnya sebanyak 7 atlet asal Provinsi NTB yang ikut dalam persiapan Pra Pekan Olahraga Nasional (Pra-PON) tahun 2023, menagih fasilitas dan kesejahteraan di Pelatda.

 

Salah satu atlet Cabor Atletik Lompat Jauh milik NTB yang merupakan andalan Indonesia, Sapwaturrahman saat dihubungi melalui pesan singkat WhatsApp mengatakan proses latihan sebagai atlet sangat butuh support system dari sisi internal maupun eksternal.

 

Sehingga proses latihan dan target bisa tercapai secara maksimal. Iya pun mencontohkan dirinya yang sedang berlatih di Pemusatan Pelatihan Nasional (Pelatnas).

 

“Semisal pelatnas ditiadakan, saya rasa akan banyak atlet-atlet nasional yang kesusahan dalam proses latihannya, untuk mempersiapkan diri di kompetisi-kompetisi besar,” ujarnya, Senin (13/03).

 

Sapwaturrahman juga berharap, pemerintah segera menemukan solusi terhadap diberhentikannya Pelatda di Provinsi NTB. Sehingga pengembangan olahraga serta performa atlet NTB bisa terjaga dan terjamin hingga PON Aceh – Sumatera Utara 2024 mendatang.

 

Hal senada juga disampaikan atlet Kempo NTB, Rini Kurniati. Iya mengatakan sudah dua bulan gaji Pelatda bulan Januari – Februari 2023 tidak kunjung dibayarkan oleh Pemprov NTB.

 

“Bulan ini kita masuk Pelatda. Kita sudah latihan dari tahun 2022 tapi terputus hari ini karena pelatih kami juga kabur. Bagiamana pelatihtidak kabur, kan gaji kita dan gaji pelatih tidak dibayar,” kata Rini di GOR 17 Desember Turida, Kota Mataram, Senin (13/03).

 

Rini juga mengaku, dirinya bersama atlet lain seharusnya hanya berfokus pada Pra-PON yang mulai digelar pada bulan Mei 2023 hingga bulan September 2023 nanti.

 

Kenyataannya, akibat tidak ada gaji untuk para atlet maupun pelatih, atlet-atlet tersebut terpaksa melakukan latihan secara mandiri karena ditinggal pelatih.

 

“Hanya jogging-jogging saja. Tidak ada porsi latihan yang pada umumnya,” kata Rini.

 

“Kami minta gaji Pelatda untuk kejuaran Pra-PON ini diperhatikan oleh Gubernur NTB. Ayo bantu kami agar bisa fokus Pelatda. Karena kami ditargetkan meraih 20 emas di PON Aceh – Sumatera Utara 2024,” lanjutnya.

 

Para atlet yang lain juga menyebut hal yang sama dengan Rini, bahwa proses pelatihan di Pelatda sudah tidak maksimal.

 

“Pelatih sudah tidak ada. Bulan ini kita harapkan ada kembali untuk latih kebugaran atlet jelang Pra-PON. Kondisi kami sudah tidak karuan. Kami juga beli nasi pakai uang pribadi. Dulu nasinya disediakan tapi sekarang sudah tidak ada,” ujarnya.

 

Hal serupa juga dirasakan atlet andalan NTB cabor Atletik 3000 meter Halang Rintang asal Kabupaten Sumbawa, Dian Ekayanti.

 

Dian yang meraih medali emas di PON Papua tahun 2021 lalu itu mengaku sudah menjalani Pelatda mulai dari Juli 2022. Dan tepatnya pada bulan Januari 2023, gaji Pelatda sebesar Rp 2.250.000,- untuk persiapan Pra-PON tidak dibayar.

 

“Pelatih kita sudah tidak ada, kita Latihan sendiri. Kita berharap Pelatda ini dilanjutkan. Karena kondisi fisik atlet lagi turun karena tidak latihan teratur. Bagaimana kita mau lolos kualifikasi PON 2024 kalau begini kondisinya,” kata Dian.

 

Bahkan sebut Dian, Pemerintah Provinsi NTB terlalu mengada-gada terkait 20 medali emas pada PON ke 21 di Provinsi Aceh – Sumatera Utara tahun 2024 nanti.

 

“Bagaimana mau mencapai target. Latihan maksimal kita terganggu. Mana makanan dan vitamin kita sudah tidak dikasih. Ini sulit bagi kita untuk lolos PON,” ujarnya.

 

Dia pun berharap agar pemerintah memberikan pengertian kepada semua atlet yang melaksanakan Pelatda persiapan Pra-PON untuk lolos kualifikasi PON 2024 di Aceh – Sumatera Utara bisa diperhatikan pemerintah.

 

Menanggapi hal itu, Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengaku selama ini informasi soal atlet yang ikut Pelatda persiapan Pra-PON 2023 terdengar baik-baik saja.

 

Zul mengaku, soal tunggakan gaji atlet itu akan coba dikroscek. “Saya cek dulu ya,” katanya.

 

Selama ini sebut Zul, persiapan atlet mulai dari gaji dan latihan yang ikut Pra-PON tahun 2023 terdengar baik-baik saja.

 

“Ya nanti saya ngomong ke Ketua KONI NTB. Karena dia bilang selama ini baik-baik,” pungkas Zul. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *