INSPIRASI DARI GADIS PENJUAL SAYUR DAN KAYU API KELILING OE’EKAM, KINI MERAIH GELAR SARJANA

  • Bagikan

GATANEWS.ID, SOE–Sebuah Kisah yang sangat menginspirasi banyak orang, untuk menggapai cita cita, tak harus dari orang tua yang kaya atau orang tua yang harmonis tapi dari anak orang tak mampu dan orang tua yang Brokenhome(kondisi keluarga tidak lagi utuh) pun bisa, kalau mau berusaha dengan kerja keras.

Hal tersebut dibuktikan dengan perempuan cantik asal Oe’ekam Kecamatan amanuban Timur-TTS, Yusni Anggi Umbu Pingge (22) yang sempat viral di Media Sosial (medsos) Facebook beberapa hari lalu.

Yusni Anggi Pingge ketika dihubungi Media ini, menceritakan kisah hidupnya sampai mendapat gelar, Amd Keb. Pada Stikes Ganesha Husada Kediri-Jawa Timur(Jatim)ini.

Anggi yang sapaan akrabnya menjelaskan, sejak kecil ia sudah di tinggalkan ayahnya, Yohanis Umbu Pingge(Alm), ketika masih berumur 8 Tahun.

Karena Ayahnya meninggalkan ibunya dan serta anaknya maka ibunya Helena Selan membawa anak-anaknya ke Oeekam Kec. Amanuban Timur-TTS dan di besarkan oleh Neneknya Marsalina Tamonob.

Lanjut Anggi menjelaskan, sejak di bangku SD hingga SMA setiap kali gurunya bertanya tentang cita-cita, selalu tidak menjawab karena anggi tau persis kondisi ekonomi keluarga yang sangat tidak mungkin.

“kalau tanya cita cita pasti beta(saya) diam Karena beta(saya) tau persis kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan untuk sekolah lanjut” ucap Anggi

Anggi juga katakan bahwa, Nenek/oma yang sudah usia tua itu. akhirnya,anggi yang mana masih kecil ikut berjuang dengan menjual kayu bakar/api keliling oe’ekam.

“saat SD sampai SMP beta(saya-red) mulai mandiri setiap pulang sekolah tidak tidur siang tapi beta(saya) harus jualan sayur dengan kayu api keliling kompleks oe’ekam” kata Anggi

Lanjut Perempuan perempuan asal Oeekam itu, menjelaskan bahwa Uang dari hasil Jualan tersebut diberikan kepada neneknya untuk kebutuhan sehari-hari.

Anggi juga berharap di hatinya ketika setiap kali ada yang beli, semoga suatu saat saya yang beli kembali jualan orang yang membutuhkan seperti saya.

“Kadang jual sonde ada yang laku, beta(saya)pulang dengan air mata, tapi inilah hidup” Tutur Rambu Anggi.

Terlepas dari usaha anggi, ibunya Anggi pun tidak tinggal diam, saat titipkan anaknya di Nenek/oma Tamonob, ibunya mulai merantau di Kupang bahkan hingga jakarta untuk kerja serabutan, demi keluarga.

Anggi mengungkapkan bahwa kadang ibunya kirim uang kisaran 200 ribu hingga 300 ribu kepada neneknya untuk penuhi kebutuhan sehari hari itupun tidak rutin.

Tak diduga hati seorang ibu tidak akan membuat anaknya susah, secara diam-diam ibunya mendaftar ke agen resmi untuk ikut Tenaga Kerja Wanita(TKW) ke negeri Jiran, dan bekerja sebagai waiters di restourant, dengan tujuan anaknya bisa kuliah untuk menggapai cita-cita.

Akhirnya ketika tamat SMA di Oeekam pada Tahun 2017, Ibunya bertanya kepada anggi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. ingin Kuliah dimana? Dengan sendiri Anggi menjawab, ingin jadi Apoteker.

akhirnya dengan tekat anggi mengikut tes pada Farmasi namun gagal, akan tetapi pada akhirnya Anggi memutuskan mengikuti tes di Kebidanan Stikes Ganesha Husada Kediri-Jatim lalu diterima.

“Ketika sampai di Kediri, mama tanya, “mau kuliah jurusan apa? Saya bilang, Farmasi, tapi karna terlambat daftar ulang saya tidak lulus farmasi. Sempat pikiran dan nangis tapi mama bilang ambil yang lain saja akhirnya saya putuskan untuk ambil Bidan” Ungkap Anggi yang berparas Ayu ini.

Semua belum Berakhir ketika Covid-19 melanda dunia di akhir 2019 yang mana ibunya tidak bekerja karena restourant tempat kerja di tutup, akhirnya upaya untuk menyelesaikan kuliah di tahun 2020, dibiayai oleh nenek dengan kerja yang sama, menjual sayur dan kayu bakar.

Rambu Anggi juga berharap mengenal keberadaan ayahnya serta kondisi ayahnya. Sungguh mulia hati perempuan cantik ini, dengan menangis terisak-isak dari balik telepon.

Sembari Dia juga membeberkan bahwa dirinya bekerja di Jakarta untuk membiayai kuliahnya.namun, Sebuah perjuangan dan dibarengi dengan doa, akhirnya, 27 Oktober 2020 berhasil diwisuda meraih gelar Amd.Keb.

“Mama telepon pagi-pagi kasih ucapan selamat, di saya itu hati ancur karena mama tidak bisa datang. saya nangis. Mama bilang, jangan menangis nanti tidak cantik sementara mama sendiri nangis. Puji Tuhan saya bisa dapat gelar Amd. Keb. Saya bisa buat mama, nenek dan keluarga bahagia” Tutup Anggi yang sekarang bekerja di Jakarta dengan cara Home care.(Wahyudi)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *