KONDISI YUANITA BANAMTUAN SANGAT MEMPRIHATINKAN

  • Bagikan

KUPANG,GATANEWS-Kejadian nahas yang menimpa Yuanita Banamtuan, anak berusia 4 tahun di jalan Suratim, RT 05 RW 13, Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur(NTT).

Yuanita hanya bisa terbaring tak berdaya ketika awak media mengunjungi sebuah kontrakan reot berukuran 3×3 meter.

Diumur belia itu, Yuanita menderita hidrosefalus, penyakit yang disebabkan penumpukan cairan dalam rongga fertikel otak.

Disaat berjuang dengan penyakit ini, Yuanita hanya diasuh neneknya, Yane Selan. Kedua orang tua Yuanita menghilang hingga saat ini sejak pamitan pergi kerja keluar negeri setahun silam.

Kehidupan nenek Yane Selan dan Yuanita sungguh memperihatinkan. Keduanya bergantung pada belas kasih dari kerabat dan tetangga. Dengan berurai air mata, nenek Yane menceritakan kisah pilu Yuanita.

“Waktu lahir Dia (Yuanita, red) normal tapi kepala lembek seperti tidak ada tulang,” kata Yane.

Lebih lanjut Nenek Yane mengisahkan, saat Yuanita berumur 2 bulan, ukuran kepalanya mengalami perubahan. Karena keterbatasan biaya, sakit yang diderita Yuanita tidak segera ditangani.

“Dia menangis terus dan kepalanya mulai tambah besar. Setiap saat kepalanya tambah besar. Dia tidak bisa duduk, hanya tidur saja dan digendong,” kata Yane.

Berbekal surat keterangan tidak mampu, Yuanita dioperasi pada tahun 2020. Namun setelah dioperasi tidak dilakukan perawatan lanjutan akibat ketiadaan biaya.

“Untuk makan saja kami susah pak, apalagi untuk berobat,” ujar nenek Yane sambil menitikan air mata.

Dalam ketidak berdayaan, nenek Yane dan Yuanita pasrah pada kebesaran yang maha kuasa.

“Semoga cucu saya suatu saat bisa sembuh. Dia mengerti apa yang kita omong tapi dia tidak bisa balas,” ucapnya.

Camat Kelapa Lima, I Wayan Astawa, saat dikonfirmasi awak media mengatakan, pihaknya sudah mengunjungi nenek Yane dan Yuanita.

“Untuk bayi Yunita, kami mendapat informasi bahwa dia menderita gizi buruk dan Hidrosefalus. Sesuai rencana kerja kami, kami melakukan monitoring terhadap seluruh penderita gizi buruk di wilayah kecamatan Kelapa Lima, termasuk bayi Yunita,” jelas Wayan, Jumat 8 Oktober 2021.

Dia menyayangkan para penderita gizi buruk, termasuk keluarga bayi Yunita tidak terdata sebagai penduduk di Kota Kupang.
Namun pihaknya akan berusaha untuk memberikan pelayan terbaik bagi bayi Yunita.

“Dengan kepengurusan yang sudah dibantu oleh teman – teman lurah, adik ini kita akan ajukan BPJS kemudian kita akan tindaklanjuti penanganan tahap kedua, dan kita usahakan untuk dibiayai oleh pemerintah,” ungkap Camat.

Camat juga mengimbau seluruh masyarakat dari luar kota Kupang yang berdomisili di Kota Kupang agar melapor kepada pemerintah setempat sehingga memudahkan pemerintah dalam penanganan gizi buruk san stunting. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *